nurila8991.blogspot.com

Thursday 3 November 2011

ciNta y diReDhai Allah kEkaL aBaDi...~~

NILAI CINTA MENURUT AL-QURAN

Adakalanya orang mengerutkan dahinya ketika mendengar kata “cinta” dalam Al-Quran… Kadangkala ia memalingkan mukanya, berhauqalah (mengucapkan “Laa haulawala quwwataillaa billaah”) dan meminta perlindungan dari tema ini dan dari orangnya.

Mereka ini sedikit sekali jumlahnya, malahan jarang ada.

Hakikat cinta sebenarnya adalah kehidupan spiritual. Cinta berasal dari Allah dan untuk Allah. Cinta kepada selain-Nya hanyalah dimensi cinta kepada-Nya. Kekeliruan dalam memahami masalah cinta akan membuat keyakinan seseorang menjadi tempang, kerana ia akan mencampuradukkan antara cinta mutlak dan cinta nisbi.

Orang yang diberi pengertian dan pemahaman yang mendalam tentang nas-nas Islam samada Al-Quran mahupun hadis-hadis Nabi s.a.w. maka tahulah ia secara meyakinkan bahawa Islam adalah agama CINTA dan seorang mukmin tidak akan merasa manisnya iman sehingga ia merasakan hangatnya cinta. Rasulullah s.a.w. bersabda yang maksudnya, “Tiga perkakara yang apabila terdapat pada diri seseorang maka ia akan mendapatkan manisnya iman, iaitu: Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada yang lain; mencintai seseorang hanya kerana Allah, dan benci untuk kembali kepada kekafiran sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam neraka.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Seorang Arab dusun datang kepada Rasulullah s.a.w., lalu ia bertanya, “Bilakah datangnya hari qiamat?” Rasulullah s.a.w. menjawab, “Apakah yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” Ia menjawab, “Aku tidak bersiap-siap menghadapinya dengan banyak solat, puasa dan sedekah, hanya aku menyintai Allah dan Rasul-Nya.” Kemudian Rasulullah bersabda yang maksudnya: “Orang itu akan bersama orang yang dicintainya.”

Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang bersih. Dia mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan, orang-orang yang sabar, dan orang-orang yang taqwa. Dan Dia memberikan cinta-Nya kepada orang yang dicintai-Nya. Dia pernah berfirman kepada Nabi Musa a.s. yang bermaksud: “Dan Aku telah limpahkan kepadamu kasih sayang yang telah datang dari-Ku.”

Orang-orang mukmin juga punya rasa cinta… dan kecintaan mereka yang paling kuat ialah kepada Allah sebagaimana firman-Nya yang bermaksud: “Dan orang-orang yang beriman lebih besar cinta-Nya kepada Allah.” (Al-Baqarah ; 165)

Pemahaman masyarakat moden bahawa cinta adalah kebebasan tanpa batas dan ikatan serta pelepasan nafsu haiwaniyah telah menjerumuskan mereka ke dalam kehidupan yang penuh kegoncangan, individualistic, ketidaktenangan, dan beban yang semakin berat dan membelenggu.

Mereka perlu dilepaskan dan tiada yang dapat melepaskan serta membebaskan mereka dari semua itu kecuali dengan cinta, iaitu kebenaran ; cinta cahaya dan penerangan ; cinta keselamatan dan kedamaian. Allah-lah zat yang Maha Besar, Dia-lah pemberi cahaya, dan Dia pula pemberi keselamatan, kesejahteraan, dan kedamaian. Sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud : “Cintailah Allah, karana Dia-lah yang memberikan nikmat-Nya kepadamu.”

“Tapi
Ketika kuhalakan mataku ke langit tinggi
Kulihat cahaya-Mu terang suci
Lalu aku berkata Ya Rabbi,
Kepada-Mu aku berlindung diri
Kepada-Mu kuadukan beban hidupku
Dan kelemahanku yang penuh duka
Siapakah yang dapat melepaskan ikatan
Dari saluran lubang air mataku
Selain-Mu-kah ya Rahman…
Engkaukah ya Rahiim…?

Siapakah selain Engkau yang telapaknya penuh rahmat dan chayanya yang lembut dapat membalut luka?
Siapakah selain Engkau,
Yang mendengar seruan jika aku mengadu?

Tak ada dinding antara kita
Tak ada pintu tak ada tangga
Lalu Ia datang dari belakangku
Dan berkata “Tenanglah,
Sesungguhnya Aku dekat,
Ketika engkau berdoa kepada-Ku…
Aku dekat
Di telapak-Ku ada keselamatan
Keamanan dan keredhaan”

Tenteramlah hatiku
Aku mendengar… aku mendengar
Kurasakan telapak-Nya yang penuh kasih
Hilang sakitku dalam dakapan sayang-Nya
Nafas-Nya semerbak di sekelilingku
Membelai duka menghapus luka
Bayang-bayang-Nya basah
Syurga Na’im
Terbukalah hati, menitislah air mataku
Memancar… memancar dan mengalir
Menghapus duka menebar rela

Ketika kupejamkan mataku untuk menggapai-Mu yang jauh
Kudapati cahaya-Mu basah bagai embun
Melalui organku menyentuh perasaanku
Dengan kasih sayang menyiram daku
Dan aku berkata :
“Alangkah manisnya kasih sayang
Alangkah indahnya salam pembangkit kerinduan.”

Munajat Milk Abdul Aziz kepada Tuhannya.
Dipetik dari kumpulan sajaknya yang berjudul “Aghaanii Ash-Shibaa” (Nyanyian Anak-anak).

No comments:

Post a Comment